Boneka Anabelle
Siang ini, aku baru saja pulang dari bioskop. Aku baru saja menonton film “Anabelle” bersama teman- temanku.
“Kreek..” suara pintu rumah. “Selamat siang, aku pulang”
kataku. “Sepi” kataku dalam hati.
“Eh Ana sudah pulang” kata Bi Sumi mengagetkanku.
“Eh, iya Bi. Papa, mama, sama Bela, kemana ya?” tanyaku
sambil melepas sepatu.
“Oh, Papa sama mama lagi pergi sebentar. Kalau Bela lagi
bermain sama teman- temannya.
“Oh yayaya, makasih ya bi” kataku sambil menuju kamarku.
“Iya non, sama- sama” kata Bi Sumi.
Aku masih terbayang- bayang akan film “Anabelle” yang kulihat
di bioskop tadi siang. Nggak bisa dibayangin deh, kalau itu semua jadi
kenyataan. Hii ngeri..
“I’m bulletproof,
nothing to lose...” aku dibangunkan oleh nada pesan dari ponselku. Sambil
melirik jam beker yang ada di sudut kamarku, aku berkata “Ya ampun, udah jam
lima sore?” lantas aku bergegas pergi ke kamar mandi.
Jam menunjukkan pukul 20.15 WIB. Ponselku berbunyi tanda
telepon dari mama.
“Assalamualaikum” kataku
“Wa’alaikumsalam, Ana mama minta maaf ya, mama sama papa ngga
bisa pulang malam ini. Soalnya ada tamu dari luar kota di kantor” kata mama
sedikit putus- putus. Mungkin karena gangguan sinyal yang sedang tidak baik.
“Oh iya ma” kataku
“Jangan lupa, nanti Bela dianterin tidurnya” kata mama
“Iya ma, beres” kataku
“Jaga diri baik- baik ya, wassalamu’alaikum” kata mama
“Iya ma, wa’alaikumsalam” kataku
Beberapa menit kemudian...
“Nananana...” seketika ada suara orang menyanyi.
“Suara siapa itu? Jangan jangan.. ah tidak mungkin. Paling
itu suara Bela” kataku dalam hati.
“Nananana..” terdengar suara itu kembali.
“Tapi kok, suaranya mirip sama Anabelle ya? Ah tapi tidak
mungkin, Anabelle kan di luar negeri? Mana mungkin dia ke Indonesia” kataku
dalam hati sambil melirik kesana kemari.
Tiba- tiba kran kamar mandi pun menyala. Dengan hati- hati,
aku membuka pintu kamar mandi dan masuk serta mematikan kran kamar mandi
tersebut.
Belum sempat aku berfikir mengapa kran kamar mandi tersebut
bisa menyala, seseorang mengetuk pintu kamarku “Tok.. tok.. tok..”
Aku pun membuka pintu tersebut dan ternyata adalah Bela.
“Kak, ayo kita makan martabak bersama” kata Bela sambil
menggandeng tanganku.
“Eh iya iya” kataku sambil mengikuti ajakan Bela.
Setelah sampai ruang tamu, aku pun kaget karena ada mama dan
papa disana.
“Ana ayo sini kita makan martabak bersama” kata papa.
‘Eh iya pa” kataku sedikit kebingungan.
“Kak, aku dibelikan boneka baru lho sama mama. Bonekanya
bagus, bisa nyanyi juga” kata Bela sambil memamerkan boneka barunya yang dapat
bernyanyi “Nananana...”
“Wah, bagus ya” kataku
“Oh jadi boneka Bela yang tadi bernyanyi” kataku dalam hati
“Eh, mama sama papa kok pulang sih?” kataku kepada mama dan
papa.
“Lho memang kenapa? Ngga boleh ya?” kata mama.
“Bukannya gitu ma, tapikan tadi mama yang bilang sendiri di
telepon, kalo mama sama papa ngga pulang kerumah dulu, soalnya ada tamu dari
luar kota di kantor” kataku.
“Telepon? Kapan mama telepon kamu?” kata mama bingung.
“Tadi sekitar jam 20.15 “ kataku.
“Mama tadi ngga telepon kamu. Memang sih, tadi mama sama papa
pergi, tapi mama sama papa pulang jam 7 malam, itupun bukan dari kantor” kata
mama menjelaskan.
Dalam hati, aku pun berkata, “Hah? Kalo tadi mama ngga
telepon aku, trus tadi siapa dong yang telepon aku? Dan siapa juga yang
menyalakan kran kamar mandi? Jangan- jangan...”
Sepintas aku jadi teringat akan wajah Anabelle itu...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar